Cerita Misteri ’MACAN PUTIH’ Banyuwangi! Masih terpaku kuat di ingatan kita tentang sesosok macan putih yang tiba-tiba muncul pada pengembaraan sang prabu tawangalun dalam perenungannya mencari ketentraman sukma sejati. Tanpa hadirnya sang macan putih itu, mungkin saja saat ini kita tidak mengenal nama besar seperti prabu tawangalun. Dalam cerita dikisahkan sepulang dari kedhawung dan purnanya perang saudara. Mas Senepo hatinya selalu diliputi oleh perasaan sedih dan terpukul sekali karena akibat dari peperangan tersebut beliau kehilangan adik-adiknya yang dicintai, mereka telah gugur ditangannya sendiri. Oleh karena itu, selanjutnya hari-hari Mas Senepo banyak dihabiskan untuk Semedhi/ topo broto di sanggar pamujan ditepian sebelah barat-utara telaga/ rowo bayu untuk memohon ampunan dan petunjuk dari Gusti Kang Amurbo ing Dumadhi (Alloh SWT), setelah mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa dalam topo brotonya selanjutnya Mas Senepo turun gunung melakukan perjalanan kearah timur, sesampainya di gumuk candi sekitar dusun pelantaran beliau bertemu dengan harimau putih besar/ macan putih yang selanjutnya macan putih tersebut menuntun perjalanan Mas Senepo berhari-hari lamanya menyusuri lebatnya hutan belantara.
Setelah genap 41(empat puluh satu) hari perjanalanan dengan panduan dari macan putih sampailah di daerah lebak meru di daerah itu konon macan putih memberikan amanat kepada Mas Senepo agar ‘mbabat wono’(membuka hutan) dan mendirikan sebuah kedhaton, setelah selesai memberikan amanat kepada Mas Senepo secara tiba-tiba macan putih kukso(menghilang). Ditempat menghilannya macan putih itu Mas Senepo mendirikan dan membangun Kedaton yang selanjutnya diberi nama khedaton/ Kerajaan Macan Putih. Khedaton Macan Putih berdiri megah dengan dikelilingi pagar tembok kokoh seluas kurang lebih 60 – 70 hektar, dengan tembok terbuat dari batu merah setebal kurang lebih 3- 4 meter dan di dalam pagar tembok berdiri megah Pendopo Kedaton serta tempat tinggal (pringgitan) untuk rumah tingal sang prabu dan keluarganya, selain itu juga dibangun dua buah sanggar pamujaan antara lain; Sanggar Pamujan “Telanging Menungsu” di peruntukan untuk umum dan Sanggar “Mahkota Romo” terletak didalam tamansari khusus untuk pemujaan Sang Prabu. Masa pemerintahan Mas Senepo sebagi raja di kedhaton macan putih itu yakni tahun(1655 – 1691 Masehi) dan Mas Senepolah raja kedhaton macan putih pertama yang diberi gelar oleh rakyatnya yaitu Prabu Tawangalun. Merujuk pada kisah tersebut, timbul pertanyaan, kemanakah macan putih itu menghilang? Apakah benar macan putih itu hanya hewan biasa yang kebetulan saja ada pada waktu itu? Atau… macan putih itu adalah khodam(penjaga/pengawal ghaib)sang prabu tawangalun? Menarik kita cermati cerita asal muasal macan putih ini karena sampai dengan masa yang modern ini keberadaan Prabu Tawangalun dan Macan putihnya tetap melekat jadi satu kesatuan yang tak dapat saling dipisahkan. Akankah ada yang dapat menguak kebenaran cerita rakyat yang turun menurun ini dimasa mendatang?? Menarik kita nanti ya gengs,.....😊😊
No comments:
Post a Comment